10 bencana akibat GLOBAL WARMING

Posted by An Nafri Saiful On 05.15 0 komentar


Apa saja bencana mematikan yang ditimbulkan oleh  global warming ? Beberapa diperkirakan bakal terjadi puluhan tahun ke depan, tapi sebagian lagi  sudah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Silahkan simak bencana besar yang akan terjadi akibat global warming di bawah ini.  Hal ini bukan untuk menakut-nakuti , tapi mudah-mudahan bikin kita semua tergerak untuk   menjaga  kelestarian  alam  yang hijau.
1. Gletser  Menciut
gletser-cairGletser adalah daratan yang terbuat dari es. Gletser bakal ikut meleleh dan menciut seiring dengan bertambahnya suhu bumi. Suhu bumi meningkat karena tingginya emisi gas rumah kaca  di atmosfer. Selama tahun 1990- 2005  saja suhu bumi naik 0,15 - 0,3 derajat celcius.  Gletser Himalaya yang memasok air ke sungai Gangga sekaligus menyediakan irigasi dan suplai air minum untuk 500 juta penduduk,menyusut 37 meter pertahun.Gletser di kutub semakin cepat mencair hingga membuat permukaan air laut di bumi naik.
2. Pulau Tenggelam
tenggelamnya-pulauIndonesia , Amerika Serikat, dan Bangladesh adalah beberapa negara yang paling terancam tenggelam. Bahkan beberapa pulau di Indonesia sudah hilang tenggelam. Ini disebabkan mencairnya permukaan gletser di kutub yang membuat volume air laut meningkat drastis. Menyusutnya hutan bakau memperparah pasangnya air laut.  Sekarang saja pasang air laut  Pantai Kuta telah membanjiri beberapa lobi hotel disekitarnya. Pulau Jawa juga bernasib sama , sampai saat ini permukaan Teluk Jakarta sudah naik 0,8 cm. Dan kalau suhu bumi terus naik , tahun 2050 derah-daerah Jakarta dan Bekasi seperti Kosambi , Penjaringan , Cilincing , Muaragembong , dan Tarumajaya akan terendam.
3. Badai
photo-badai-katrinaBadai memang bisa terjadi karena kehendak alam. Tapi suhu air yang menghangat akibat global warming mendukung terjadinya badai yang jauh lebih kuat dan besar. Beberapa tahun belakangan ini , negara-negara di Eropa, Amerika, dan  Karibia telah mengalami begitu banyak badai dibandingkan abad sebelumnya. Bahkan badai-badai tersebut bukan cuma badai biasa, namun  masuk kategori badai mematikan , seperti badai katrina,badai ike, badai nargis, badai rita,dll.
4. Gelombang Panas
fatamorganaTahun 2003  lalu,  Eropa diseranggelombang panas alias heat wave , yang menewaskan banyak orang. Mengejutkan ! Tapi bencana ini sudah diperkirakan ratusan tahun yang lalu , tepatnya tahun 1900 oleh para ilmuwan di masa itu . Gelombang panas memang pernah  terjad beberapa kali di bumi , namun belakangan ini makin sering terjadi. Dan diperkirakan 40 tahun lagi frekwensinya akan meningkat 100 kali lipat.
5. Kekeringan
keringAfrika, India, dan daerah-daerah kering lainnya bakal menderita kekeringan lebih parah ! Air akan makin sulit di dapat dan tanah tak bisa ditanami apa-apa lagi, hingga suplai makanan berkurang drastis. Ilmuwan memperkirakan hasil tani negara-negara Afrika akan menurun 50 % di tahun 2020 , dan tingkat kekeringan di dunia meningkat 66 % . Tak terbayang kalau kekeringan ini sampai terjadi di bumi ini.
6. Perang dan Konflik
vietnam-war-helicopter
Negara yang kekurangan air dan bahan pangan kemungkinan besar akan mengalami panik dan berubah jadi agresif. Lalu bukan tak mungkin mereka berusaha saling merebut lahan yang belum rusak.
7. Penyakit Merajalela
ebola_1Malaria, demam berdarah , ebola , dan banyak penyakit yang dulu cuma di anggap sebagai penyakit negara tropis , bisa menyebar ke berbagai negara  Eropa yang dikenal dingin. Penyebabnya apalagi kalau bukan banjir atau kekeringan yang mengundang banyak hewan pembawa penyakit bersarang disana!!!
8. Perekonomian Kacau
Ladang tani , perkebunan yang biasanya menghasilkan akan musnah ole banjir atau kekeringan. Penduduk akan di buat makin menderita karena stok bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya akan jauh berkurang dan harganya pasti akan melambung naik. Pemerintah juga membutuhkan biaya yang banyak untuk membangun kembali wilayah yang terkena bencana dan menanggulangi penyakit yang mewabah.
9. Ekosistem Hancur
0Perubahan iklim yang terjadi akibat global warming akan menghancurkan ekosistem yang ada. Setelah sebagian mahkluk hidup di bumi musnah akibat bencana kekeringan, banjir , badai, atau ditenggelamkan air laut, mahkluk hidup yang tersisa bakal mengalami kesulitan untuk bertahan hidup. Penyebabnya adalah berkurangnya sumber air , udara bersih, bahan bakar , sumber energi , bahan makanan, obat-obatan yang dibutuhkan untuk survive.
10. Mahkluk Hidup Punah
snn1829a-682_891182a
Sebanyak 30 % mahkluk hidup yang ada  sekarang bakal musnah tahun 2050 kalau temperatur bumi terus naik. Spesies yang punah ini kebanyakan yang habitatnya di tempat dingin . Hewan-hewan laut diperkirakan banyak yang tak bisa bertahan setelah suhu air laut jadi menghangat. Kalau tumbuhan dan hewan makin berkurang, jelas manusia akhirnya terancam karena kekurangan bahan makanan.

Categories:

PERAHU BUGIS

Posted by An Nafri Saiful On 08.54 0 komentar



Perahu Pinisi



Asal Usul
Bugis adalah salah satu sukubangsa yang ada di daerah Sulawesi Selatan. Sukubangsa ini sejak dahulu telah memiliki catatan tersendiri dalam sejarah bahari Indonesia. Banyak bukti yang menunjukkan kepiawaian mereka dalam mengarungi lautan. Hal itu disebabkan karena dalam berdagang (memasarkan hasil buminya), mereka tidak hanya mengarungi daerah-daerah di sekitar mereka, tetapi juga daerah lain di Indonesia, bahkan mancanegara. Oleh karena itu, mereka tidak hanya mengarungi perairan wilayah Indonesia, tetapi juga di perairan-perairan negara lain seperti: Malaysia, Philipina, Australia hingga ke Madagaskar (Afrika Selatan). Alat transpotasi yang digunakan adalah berbagai jenis perahu tradisional yang ada di kalangan orang Bugis-Makassar, seperti: pinisi, lambo’ (palari), lambo’ calabai, jarangka’, soppe’, dan pajala. Namun demikan, yang paling populer hingga saat ini adalah pinisi. Kepopuleran inilah yang kemudian membuahkan sebutan “perahu bugis” karena yang menggunakannya kebanyakan orang Bugis atau setidaknya bisa berbahasa Bugis.
Ada beberapa versi mengenai asal usul perahu pinisi. Versi yang pertama mengatakan bahwa perahu pinisi adalah buatan bangsa Prancis dan Jerman. Hal ini diperkuat oleh adanya tulisan dari peneliti asing mengenai seseorang yang berketurunan Prancis-Jerman yang bernama Martin Perrot yang melarikan diri ke Kuala Trengganu. Di sana ia menikahi seorang gadis Melayu. Di sana ia bekerja sebagai tukang kayu. Pada suatu hari, Raja Trengganu, Sultan Baginda Omar, memerintahkan untuk membuat sebuah perahu yang menyerupai perahu dari negeri Barat. Mendapat perintah itu, ia pun membuat perahu layar yang bertiang dua. Dan, itu mirip dengan perahu pinisi yang ada sekarang.

Versi lainnya, khususnya dari daerah Sulawesi Selatan, mengatakan bahwa perahu pinisi sudah ada sekitar abad ke-14 atau 16 Masehi. Orang yang pertama membuatnya adalah putera mahkota kerajaan Luwu yang bernama Sawerigading. Tokoh ini merupakan tokoh legendaris yang ada dalam Lontarak I babad La Galigo. Dalam babad tersebut diceritakan bahwa suatu hari, ketika Sawerigading pulang dari pengembaraannya, ia melihat saudara kembarnya (Watenri Abeng) dan jatuh hati kepadanya. Tentu saja hal ini membuat marah ayahnya (Raja Luwu). Untuk menghibur hati Sawerigading, Watenri Abeng menyuruhnya untuk pergi ke negeri Tiongkok, karena di sana konon ada seorang puteri yang wajahnya mirip dengannya. Puteri Tiongkok tersebut bernama We Cudai. Namun, untuk dapat pergi ke sana diperlukan perahu yang tangguh dan kuat. Sementara, Sawerigading tidak memilikinya. Padahal, untuk membuatnya diperlukan kayu yang berasal dari pohon welengreng atau pohon dewata yang adanya di daerah Mangkutu. Celakanya, pohon tersebut dianggap keramat, sehingga tidak ada orang yang berani menebangnya. Untuk itu, diadakanlah upacara besar-besaran yang bertujuan agar penunggu pohon bersedia pindah ke tempat atau pohon lain. Upacara tersebut dipimpin langsung oleh neneknya yang benama La Toge Langi (Batara Guru). Konon, setelah pohon welengreng tumbang, pembuatan perahu dibantu oleh neneknya dan dilakukan secara magis di dalam perut bumi. Ketika perahu sudah jadi, Sawerigading pun berangkat ke negeri Tiongkok. Ia bersumpah tidak akan kembali ke Luwu.

Singkat ceritera, Sawerigading berhasil mempersunting Puteri We Cundai dan tinggal di negeri Tiongkok. Setelah lama di sana, ia rindu pada tanah kelahirannya. Dan, suatu hari ia berlayar menuju Luwu. Namun, ketika perahu hendak berlabuh di pantai Luwu, tiba-tiba ada gelombang besar yang menghantamnya, sehingga pecah. Kepingan-kepingannya terdampar di beberapa tempat. Sebagian badannya terdampar di pantai Ara, tali temali dan layar perahu terdampar di daerah Tanjung Bira, dan lunas perahu terdampar di daerah Lemo-Lemo. Dan, oleh orang-orang yang tinggal di ketiga daerah tersebut, kepingan-kepingan tadi disusun kembali, sehingga ada kepercayaan bahwa nenek moyang merekalah yang merekonstruksi perahu milik Sawewigading yang kemudian dikenal sebagai pinisi. Demikianlah, sehingga keturunannya mewarisi keahlian-keahlian tertentu dalam pembuatan, bahkan mengemudi pinisi. Dalam konteks ini, orang Ara ahli dalam membuat tubuh dan bentuk perahu; orang Lemo-lemo ahli dalam finishing perahu; dan orang Tanjung Bira ahli mengemudi perahu (nahkoda dan awal perahu). Kekhasan-kekhasan itulah yang kemudian memunculkan ungkapan yang berbunyi:"Panre patangan'na Bira, Paingkolo tu Arayya, Pabingkung tu Lemo Lemoa", artinya "ahli melihat dari Bira, ahli memakai singkolo (alat untuk merapatkan papan) dari Ara, dan ahli menghaluskan dari Tana Lemo". Berdasarkan ungkapan itu, maka banyak orang yang meyakini, khususnya orang Bugis-Makassar, bahwa perahu pinisi yang bagus (sempurna) adalah pinisi yang dibuat oleh orang Ara dan Tana Lemo.

Proses Pembuatan Pinisi
Pembuatan pinisi dilakukan di sebuah galangan kapal sederhana yang disebut sebagai bantilang, dengan teknik ruling1). Orang yang sangat berperan dalam pembuatan pinisi adalah punggawa (kepala tukang atau tukang ahli). Ia dibantu oleh para sawi (tukang-tukang lainnya) dan calon-calon sawi. Selain itu, dibantu juga oleh tenaga-tenaga yang lain, sehingga secara keseluruhan melibatkan puluhan orang. Sebagai suatu proses, tentunya pembuatan pinisi dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Berikut ini adalah tahap-tahap yang mesti dilakukan dalam pembuatan sebuah perahu yang oleh orang Bugis disebut pinisi.

Pencarian dan Penebangan Pohon
Pohon yang dicari adalah welengreng atau dewata karena kedua jenis pohon tersebut disamping kuat, juga tahan air. Pencariannya pun tidak dilakukan pada sembarang hari, tetapi pada hari-hari tertentu, yaitu hari kelima dan ketujuh pada bulan dimulainya pembuatan perahu. Ini ada kaitannya dengan kepercayaan bahwa angka 5 (naparilimai dalle’na) oleh orang Tana Beru dianggap sebagai angka yang baik karena mempunyai arti “rezeki sudah di tangan”. Sedangkan, angka 7 (natujuangngi dalle’na) berarti “selalu mendapat rezeki”. Setelah pohon yang memenuhi persyaratan ditemukan, maka penebangan pun dilakukan. Akan tetapi, sebelumnya diadakan semacam upacara persembahan karena jenis pohon itu dipercayai ada “penunggunya”. Dalam upacara ini, yang dijadikan sebagai korban adalah seekor ayam. Tujuannya adalah agar penunggu pohon tersebut tidak marah dan pindah ke tempat lain, sehingga segala sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi. Dengan perkataan lain, penebangan dapat berjalan lancar dan selamat. Pohon yang telah ditebang itu kemudian dibawa ke bantilang.

Pengeringan dan Pemotongan Kayu
Sebelum pohon (kayu) dipotong-potong sesuai dengan keinginan, ketika peletakan balok lunas, ada semacam ritual. Dalam konteks ini, balok lunas diletakkan di bawah kayu yang akan dijadikan bahan pembuatan pinisi dan salah satu ujungnya diarahkan (dihadapkan) ke Timur Laut. Ujung balok lunas yang mengarah ke Timur Laut ini merupakan simbol laki-laki. Sedangkan, ujung yang satu lagi yang arahnya berlawanan merupakan simbol perempuan. Sebelum dipotong-potong sesuai dengan keinginan, maka bahan (kayu-kayu) tersebut dikeringkan. Kemudian, kayu yang akan dipotong ditandai dengan pahatan disertai pembacaan doa dengan tujuan agar kayu tersebut dapat berfungsi dengan baik ketika telah menjadi perahu.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemotongan adalah mata kampak atau gergaji harus tepat pada arah urat kayu. Selain itu, pemotongan harus sampai selesai (tidak boleh berhenti sebelum kayu terpotong). Dengan cara seperti itu kekuatan kayu tetap terjamin. Sebagai catatan, pemotongan kayu dimulai pada bagian ujung-ujungnya. Salah satu potongan ujungnya dibuang ke laut sebagai penolak bala dan sekaligus sebagai simbol peran laki-laki (suami) yang mencari nafkah di laut. Sedangkan, ujung yang satunya disimpan di rumah sebagai simbol peran perempuan (isteri) yang menunggu suami pulang.

Perakitan
Setelah lunas terbentuk dan dihaluskan, maka langkah berikutnya adalah pemasangan papan pengapit lunas (soting). Pemasangan ini disertai dengan suatu upacara yang disebut kalebiseang. Kemudian disusul dengan pemasangan papan yang ukurannya berbeda-beda (dari bawah ke atas). Papan yang kecil ada di bagian bawah, sedang papan yang besar ada di bagian atas. Keseluruhannya berjumlah 126 buah. Sebagai catatan, sebelum pemasangan dilakukan, ada upacara yang disebut anjerreki, yaitu upacara yang bertujuan untuk memperkuat lunas. Setelah papan tersusun, pekerjaan diteruskan dengan pemasangan buritan dan tempat kemudi bagian bawah. Selanjutnya, badan perahu yang telah terbentuk tetapi masih belum sempurna karena masih banyak sela-selanya, khususnya antarpapan yang satu dengan lainnya, maka sela-sela tersebut perlu ditutup dengan majun. Pekerjaan ini, oleh masyarakat setempat disebut sebagai “a’panisi”. Kemudian, agar sambungan antar papan dapat merekat dengan kuat, maka sambungan-sambungan tersebut diberi perekat yang terbuat dari sejenis kulit pohon barruk.

Setelah papan merekat kuat, pekerjaan selanjutnya adalah “allepa” atau mendempul. Bahannya adalah campuran kapur dan minyak kelapa. Campuran tersebut diaduk oleh sedikitnya enam orang selama sekitar 12 jam. Banyaknya dempul yang diperlukan bergantung dari besar-kecilnya perahu yang dibuat. Untuk perahu yang bobotnya mencapai 100 ton, maka dempul yang diperlukan sekitar 20 kilogram. Selanjutnya, badan perahu yang telah dilapisi dengan dempul itu dihaluskan dengan kulit buah pepaya.

Penggunaan bahan-bahan sebagaimana disebut di atas (kulit pohon barruk dan kulit buah pepaya), ada kaitannya dengan mitos penciptaan pinisi yang menggunakan kekuatan magis. Mengacu kepada mitos itu, orang-orang di Tana Beru merasa bahwa komunitas mereka sebagai mikrokosmos, yaitu bagian dari jagad raya (makrokosmos). Hubungan antara kedua kosmos ini diatur oleh tata tertib abadi, sakral, dan telah dilembagakan oleh nenek moyang mereka sebagai adat istiadat. Kedua kosmos ini dijaga harmoninya, sehingga ada kecenderungan mempertahankan yang lama dan menolak atau mencurigai yang baru. Inilah yang kemudian menjadi penyebab mengapa mereka tidak begitu terpengaruh dengan teknologi modern.

Pandangan di atas juga berpengaruh pada aktivitas di galangan perahu (bantilang), yang prosesnya diibaratkan bayi dalam kandungan. Hal ini terlihat, misalnya, dalam upacara pemotongan lunas perahu (anatra kalebeseang). Pemotongan dan penyambungan balok-balok yang melambangkan perkawinan (persetubuhan) antara jantan dan betina sebagai “janin perahu”, kemudian menjadi “bayi perahu”. Selain itu, ada juga upacara pemberian pusat perahu (pamossi) yang melambangkan saat kelahiran (bayi) perahu ke laut lepas, seperti kelahiran manusia ke dunia dari kandungan ibunya. Dalam hal ini punggawa berperan sebagai ibu dan sekaligus sebagai “bidan”.

Sesuai dengan pandangan kosmos mereka, segala sesuatu dilihat dari segi totalitas yang berkaitan secara organik, sehingga pelanggaran terhadap “sebuah pantangan” akan berakibat fatal kepada keseluruhan (bayi) perahu yang akan dilahirkan. Pantangan terberat adalah apabila pihak sombali menyakiti hati punggawa. Kalau hal ini terjadi, perahu yang telah dibuat “tidak mau bergerak” ketika didorong ke laut. Ini disebabkan punggawa (sebagai ibu) tidak rela apabila “bayi” perahunya diserahkan kepada orang yang telah menyakiti hatinya. Oleh sebab itu, sombalu yang arif akan segera menghubungi sang punggawa untuk melakukan “perdamaian”. Apabila perahu diluncurkan secara paksa, perahu tersebut akan cacat sesudah sampai di laut. Jadi, ketangguhan perahu di laut bukan saja karena faktor teknis, tetapi juga karena faktor magis (gaib).

Pemasangan Tiang Layar
Setelah badan dan kerangka perahu selesai, maka pekerjaan selanjutnya adalah memasang tiang dan layar. Perahu pinisi biasanya menggunakan dua layar besar yang disebut sombala. Layar yang satu terpasang di bagian depan. Layar ini berukuran sekitar 200 meter persegi. Sedangkan, layar yang lainnya terletak lebih ke belakang dengan ukuran sekitar 125 meter persegi. Di atas setiap layar besar itu terdapat sebuah layar berbentuk segi tiga yang disebut tanpasere. Selain layar utama, pada bagian haluan dilengkapi tiga layar pembantu yang juga berbentuk segi tiga. Layar ini masing-masing disebut cocoro pantara (di bagian depan), cocoro tangnga (di tengah), dan tarengke (di bekalangnya). Sebagai catatan, pemasangan layar baru dilakukan setelah perahu sudah mengapung di laut.

Peluncuran Pinisi
Sebelum penisi diluncurkan ke laut, ada upacara yang dipimpin oleh punggawa. Jika pinisi yang akan diluncurkan bobotnya kurang dari 100 ton, maka binatang yang dijadikan korban adalah seekor kambing. Akan tetapi, jika bobotnya lebih dari 100 ton, maka yang dijadikan korban adalah seekor sapi. Adapun doa yang diucapkan sebagai berikut: “Bismillahir Rahmanir Rahim Bulu-bulunnako buttaya, patimbonako bosiya, kayunnako mukmamulhakim, laku sareang Nabi Haidir” (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Kau adalah bulu-bulunya tanah, tumbuh karena hujan, kayu dari kekayuan dari Mukma-nul Hakim saya percaya Nabi Haidir untuk menjagamu). Setelah upacara selesai, perahu ditarik oleh para sahi dan calon sahi menuju ke laut.

Peluncuran biasanya dilakukan pada saat air laut sedang pasang (tengah hari). Lamanya bisa berhari-hari (biasanya sampai 3 hari). Pemasangan layar dilakukan ketika perahu sudah mengapung di laut. Dan, dengan mengapungnya perahu di laut dan terpasangnya layar, maka punggawa dan para sahinya yang selama sekitar enam bulan membuatnya, berakhir. Sebagai catatan, setiap perahu pinisi mempunyai nama tersendiri, seperti: Pajjala, Banggo, dan Sadek.

Nilai Budaya
Pinisi, sebagai salah satu identitas Orang Bugis, jika dicermati secara saksama, khususnya dalam proses pembuatannya, mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai itu, antara lain: kerjasama, kerja keras, ketelitian, keindahan, dan religius.

Nilai kerjasama tercermin dalam hubungan antara punggawa (kepala tukang atau tukang ahli), para sawi (tukang-tukang lainnya) dan calon-calon sawi serta tenaga-tenaga yang lainnya. Masing-masing mempunyai tugas tersendiri. Tanpa kerjasama yang baik antar mereka, perahu tidak dapat terwujud dengan baik. Bahkan, bukan hal yang mustahil perahu tidak pernah terwujud.

Nilai kerja keras tercermin dalam pencarian dan penebangan kayu welengreng atau dewata yang tidak mudah karena tidak setiap tempat ada. Penebangannya pun juga diperlukan kerja keras karena masih menggunakan peralatan tradisional (bukan gergaji mesin). Nilai ini juga tercermin dalam pemotongannya yang tidak boleh berhenti sebelum selesai (terpotong) dan pemasangan atau perakitannya yang membutuhkan kerja keras. Selain itu, nilai ini juga tercermin dalam pendempulan dan peluncuran karena untuk memindahkan perahu dari galangan bukan merupakan hal yang mudah atau ringan, tetapi diperlukan kerja keras yang membutuhkan waktu beberapa hari (sekitar 3 hari atau lebih).

Nilai ketelitian tercermin dalam pemotongan kayu yang harus tepat (mata kampak atau gergaji harus tepat pada arah urat kayu). Nilai keindahan dari bentuknya yang bentuknya yang sedemikian rupa, sehingga tampak kuat, gagah, dan indah.

Nilai religius tercermin dalam pemotongan pohon yang disertai dengan upacara agar “penunggunya” tidak marah dan pindah ke tempat lain, sehingga segala sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi. Nilai ini juga tercermin dalam doa ketika perahu akan diluncurkan ke laut (“Bismillahir Rahmanir Rahim Bulu-bulunnako buttaya, patimbonako bosiya, kayunnako mukmamulhakim, laku sareang Nabi Haidir”) (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Kau adalah bulu-bulunya tanah, tumbuh karena hujan, kayu dari kekayuan dari Mukma-nul Hakim saya percaya Nabi Haidir untuk menjagamu).
dikutip dari : I La Galigo

Categories:

Sejarah Orang Bugis

Posted by An Nafri Saiful On 06.06 0 komentar


Epos La GaligoOrang bugis memiliki berbagai ciri yang sangat menarik. Mereka adalah contoh yang jarang terdapat di wilayah nusantara. Mereka mampu mendirikan kerajaan-kerajaan yang sama sekali tidak mengandung pengaruh India. Dan tanpa mendirikan kota sebagai pusat aktivitas mereka.

Orang bugis juga memiliki kesastraan baik itu lisan maupun tulisan. Berbagai sastra tulis berkembang seiring dengan tradisi sastra lisan, hingga kini masih tetap dibaca dan disalin ulang. Perpaduan antara tradisi sastra lisan dan tulis itu kemudian menghasilkan salah satu Epos Sastra Terbesar didunia Yakni La Galigo yang naskahnya lebih panjang dari Epos Mahabharata.

Bissu dalam la Galigo Selanjutnya sejak abad ke 17 Masehi, Setelah menganut agama islam Orang bugis bersama orang aceh dan minang kabau dari Sumatra, Orang melayu di Sumatra, Dayak di Kalimantan, Orang Sunda dijawa Barat, Madura di jawa timur dicap sebagai Orang nusantara yang paling kuat identitas Keislamannya.

Bagi orang bugis menjadikan islam sebagai Integral dan esensial dari adat istiadat budaya mereka. Meskipun demikian pada saat yang sama berbagai kepercayaan peninggalan pra-islam tetap mereka pertahankan sampai abad ke 20 salah satu peninggalan dari jaman pra islam itu yang mungkin paling menarik adalah Tradisi Para Bissu (Pendeta Waria).

Bagi suku-suku lain disekitarnya orang bugis dikenal sebagai orang yang berkarakter keras dan sangat menjunjung tinggi kehormatan. Bila perlu demi kehormatan mereka orang bugis bersedia melakukan tindak kekerasan walaupun nyawa taruhannya. Namun demikian dibalik sifat keras tersebut orang bugis juga dikenal sebagai orang yang ramah dan sangat menghargai orang lain serta sangat tinggi rasa kesetiakawanannya.

Orang eropa yang pertama kali menginjakkan kaki di tanah bugis adalah orang Potugis. Para pedagang eropa itu mula-mula mendarat dipesisir barat sulawesi selatan pada tahun 1530. akan tetapi pedangan portugis yang berpangkalan dimalaka baru menjalin hubungan kerjasama dalam bidang perdagangan secara teratur pada tahun 1559

ASAL USUL ORANG BUGIS
Asal usul orang bugis hingga kini masih tidak jelas dan tidak pasti berbeda dengan wilayah Indonesia. Bagian barat Sulawesi selatan tidak memiliki monument (hindu atau budha) atau prasasti baik itu dari batu maupun dari logam, yang memungkinkan dibuatnya suatu kerangka acuan yang cukup memadai untuk menelusuri sejarah orang bugis Sejak abad sebelum masehi hingga kemasa ketika sumber-sumber tertulis barat cukup banyak tersedia. Sumber tertulis setempat yang dapat diandalkan hanya berisi informasi abad ke 15 dan sesudahnya,

KRONIK BUGIS
Hampir semua kerajaan bugis dan seluruh daerah bawahannya hingga ketika paling bawah memiliki kronik sendiri. Mulai dari kerajaan paling besar dan berkuasa sampai dengan kerajaan paling terkecil akan tetap hanya sedikit dari kronik yang memandang seluruh wilayah di sekitarnya sebagai suatu kesatuan. Naskah itu yang dibuat baik orang makassar maupun orang bugis yang disebut lontara oleh orang bugis berisi catatan rincian mengenai silsilah keluarga bangsawan, wilayah kerajaan, catatan harian, serta berbagai macam informasi lain seperti daftar kerajaan-kerajaan atau daerah-daerah bawahan, naskah perjanjian dan jalinan kerjasama antar kerjaan dan semuanya disimpan dalam istana atau rumah para bangsawan

Lontara BugisSure Lontara Bugis Kuno
Lontara Bugis

SIKLUS LA GALIGO
La Galigo Naskah La Galigo bercerita tentang ratusan keturunan dewa yang hidup pada suatu masa selama 6 (enam) generasi turun temurun, Pada berbagai kerajaan di sulawesi selatan dan daerah pulau-pulau disekitarnya. Naskah bersyair tersebut ditulis dalam bahasa bugis kuno dengan gaya bahasa sastra tinggi. Hingga memasuki abad ke 20 Masehi naskah la galigo secara luas diyakini oleh masyarakat bugis sebagai suatu alkitab yang sacral dan tidak boleh dibaca tanpa didahului upacara ritual tertentu.

Hingga kini versi lengkap siklus la galigo belum ditemukan dari naskah-naskah yang masih ada. Banyak diantaranya hanya berisi penggalan-penggalan cerita yang dimulai dan diakhiri dengan tiba-tiba atau hanya berisi sebagian kecil dari cerita dari episode yang kadang-kadang tidak bersambung. Namun demikian banyak sastrawan bugis dan orang awam didaerah-daerah tertentu yang mengetahui sebagian besar dalam cerita siklus tersebut mereka memperolehnya dari tradisi lisan.

Siklus la galigo telah melalui proses penyusunan secara bertahap sebelum pada akhirnya menjadi sebuah karya besar. Mula-mula hanya garis besar latar dan jalan cerita saja yang diciptakan, termaksud silsilah para tokoh utamanya.

Untuk mengkaji sastra bugis itu para ilmuan beruntung dapat mengandalkan hasil jerih payah ilmuan asal belanda R.A. Kern yang menerbitkan catalog lengkap mengenai seluruh naskah la galigo yang kini tersimpan di perpustakaan-perpustakaan eropa dan perpustakaan Matthes di makassar. Dari 113 Naskah yang ada yang terdiri atas 31.500 Halaman R.A Kern Menyaring dan membuat ringkasan setebal 1356 Halaman yang merincikan Ratusan Tokoh yang terdapat dalam seluruh cerita.

La Galigo merupakan epos terbesar didunia dan epos tersebut lebih panjangan dari Epos Mahabharata. Naskah la galigo terpanjang yaitu dikarang pada pertengahan abad ke 19 atas tanggung jawab seorang perempuan raja bugis yang bernama I Colli Puji’e Arung Tanete naskah setebal 2851 Halaman polio tersebut diperkirakan mengandung sepertiga dari pokok cerita seluruhnya.

HIPOTESIS REKONSTRUKSI PRASEJARAH BUGIS
Sejak awal mungkin 50.000 tahun yang lalu sulawesi selatan sebagaimana daerah lain dipulau asia tenggara telah dihuni manusia yang sezaman dengan manusia wajak di jawa mereka mungkin tidak terlalu beda dengan penghuni Australia pada masa itu di asia tenggara, mereka mengalami proses penghalusan bentuk wajah dan tengkorak kepala meski memiliki Fenotipe Australoid.

Pada permulaan abad ke 20, penjelajah asal swiss yakni Paul Sarasin dan sepupuhnya Fritz Sarasin mengemukakan sebuah hipotesis bahwa to’ale (Manusia Penhuni hutan) sekelompok kecil manusia yang hidup diberbagai gua dipegunungan Lamocong (Bone bagian selatan) adalah keturunan langsung dari manusia penghuni gua pra sejarah dan ada hubungannya dengan manusia Veddah di srilangka

CARA HIDUP DAN KEBUDAYAAN AWAL BUGIS
Makam Raja Bugis Kehidupan sehari-hari orang bugis pada hamper seluruh millennium pertama masehi mungkin tidak terlalu jauh berbeda dengan cara hidup orang toraja pada permulaan abad ke 20. mereka hidup bertebaran dalam berbagai kelompok di sepanjang tepi sungai, dipinggirin danau, di pinggiran pantai dan tinggal dalam rumah-rumah panggung. Sebagai pelengkap beras dan tumbuhan lading lain. Merekapun menangkap ikan dan mengumpulkan kerang. Orang bugis dikenal sebagai pelauk ulung dengan menggunakan Phinisi mereka mengarungi samudra dengan gagah beraninya disamping itu pula orang bugis sangat pandai dalam bertani dan berladang. Bertenun kain adalah salah satu keterampilan nenek moyang orang bugis.

Orang bugis pada masa awal itu kemungkinan besar juga mengayau kepala untuk dipersembahkan acara ritual pertanian dan kesuburan tanah. Pada umumnya orang bugis mengubur mayat-mayat yang sudah meninggal, meski ada pula mayat yang di benamkan (danau atau laut) atau disimpan di pepohonan. Situs-situs megalitikum yang pernah nenek moyang mereka mungkin merupakan saksi kegiatan penguburan ganda atau penguburan sekunder. Kepercayaan mereka masih berupa penyembahan arwah leluhur. Terhadap para arwah itu sesajen-sesajen dipersembahkan lewat perantara dukun.

BUDAYA BENDAWI
Pakaian
Pakain adat BugisPengantin Bugis Gambaran tentang tokoh-tokoh dalam La galigo dapat diperoleh dengan melihat pakaian yang dikenakan Pengantin Bangsawan tinggi masa itu, yang selalu meniru-niru adapt kebiasaan masa lalu pria dan wanita mengenakan sarung hingga mata kaki (sampu’ ,yang dinamakan unrai bagi perempuan), menyerupai awi’ yang kini digunakan pengantin laki-laki. Pada perempuan sarung tersebut dililit dengan sebuah ikat pinggan logam. Sedangkan pada pria, sarung di lilit dengan sabuk tenunan dan diselipkan sebuah senjata tajam atau badik (gajang)

Rumah Adat
Rumah adat Bugis Baik para bangsawan dan rakyat biasa tinggal dirumah panggung, namun istana (langkana atau sao kuta bagi dewa-dewa) sama dengan rumah biasa, namun ukuranya lebih besar dengan panjang sekurang-kurang nya 12 Tiang dan lebar 9 Tiang. Rumah tersebut memiliki tanda khusus untuk menunjukkan derajat penghuninya.

Tarian Dan Hiburan Rakyat
Tarian Bugis Tarian adat bugisTarian yang sering digunakan untuk menjamu tamu kadang-kadang menarikan tari “maluku” (sere maloku) . namun tidak disebutkan adanya pembacaan naskah secara berirama (ma’sure’selleng) yang sangat popular dilakukan pada acara-acara seperti itu di lingkungan bangsawan hingga abad ke 20.

Hiburan utama adalah sabung ayam atau adu perkelahian ayam (ma’saung) hamper disetiap istana dibawah pohon cempa (ri awa cempa) berdiri gelanggang atau arena sabung ayam ber atap tapi tidak berdinding.

Hiburan rakyat lainnya adalah “raga” sebuah permainan kaum pria dalam suatu lingkaran yang memainkan bola rotan anyaman yang menyerupai bola takraw. Bola tersebut tidak dibolehkan menyentuh tanah atau tersentuh tangan. Pemenangnya adalah pemain yang paling lama memainkan bola dengan kaki atau badannya (selain tangan) dan dapat menendang bolanya paling tinggi ke udarah.

PERANG
Boleh dikatankan perang dalam taraf tertentu merupakan hiburan bagi kaum lelaki. Juga merupakan medan untuk menguji kejantanan para pemberani (to warani). Alat yang digunakan dalam peperangan adalah Sumpit (seppu’) dengan anak panah beracun, Tombak (bessi), pedang pendek (alameng), senjata penikam atau badik (gajang)

Alat Perang Bugis
Perlengkapan Perang Orang Bugis

MASYARAKAT LA GALIGO
Masyarakat yang digambarkan dalam epos La Galigo tampak sangat hirarkis. Datu, sang penguasa orang yang paling terkemuka dalam kerajaan. Dialah yang menjaga keseimbangan lingkungan , baik itu lingkungan alam maupun lingkungan social, dan merupakan pewaris keturunan dewa dimuka bumi.

Sebenarnya bukan hanya datu tetapi seluruh bangsawan dalam tingkatan tertentu ikut memegang status keramat, karena mereka semua dianggap sebagai keturunan dewata. Mereka semua dipercaya memiliki darah putih (dara takku). Dalam dunia bugis kuno kalangan biasa yang berdarah merah dipandang memiliki perbedaan Fundamental dari bangsawan berdarah putih yang membawa esensi kedewataan kemuka bumi.

Referensi Buku : Manusia Bugis
satu yang pasti dan saya orang bugis asli La Nafri percaya pasti nenek moyang orang bugis adalah pelaut ulung dan nenek moyang orang bugis adalah orang paling berani sepanjang masa

Categories:

Bangsawan Gowa Dikenang sebagai Pejuang Srilanka

Sigiriya
 
CATATAN sejarah kembali mengukir keberanian bangsawan Bugis-Makassar di luar negeri. Adalah Karaeng Sangunglo atau Karaeng Sanguanglo yang disebut sebagai bangsawan Kerajaan Gowa menjadi pejuang rakyat Srilanka dulu masih bernama Ceylon.

Nama tersebut bisa jadi terasa asing di Indonesia, termasuk di tanah asalnya, Gowa. Namun tidak bagi masyarakat Colombo atau Sri Lanka.

Demikian salah satu bagian diskusi Rumah Nusantara yang digelar di kantor Tribun, Senin (12/7). Diskusi menghadirkan sejumlah akademisi seperti antroplog Dr Halilintar Latief MPd, Ishak Ngeljaratan, KH Dahlan Yusuf, dan dosen/peneliti dari Leiden Institute for Area Studies/ School of Asian Studies, Suryadi.

Sejumlah tokoh lintas etnis dan budaya juga hadir dalam diskusi yang berlangsung hangat namun tetap diselingi dengan canda tawa dari peserta diskusi.

Karaeng Sangunglo disebutkan sebagai putra Raja Gowa Ke-26 (1753), Sultan Fakhruddin Abdul Khair al-Mansur Baginda Usman Batara Tangkana Gowa, yang memilih pindah ke tanah kelahiran ibunya di Bima karena kuatnya intimidasi Belanda di Gowa kala itu.

Pada 1767, tanpa alasan yang jelas, Sultan Fakhruddin ditangkap dan dibuang ke Ceylon. Di sanalah putranya Karaeng Sangunglo menjadi pahlawan Melayu dan menjadi legenda di Ceylon.

Awalnya, Karaeng Sangunglo adalah anggota dari Resimen Melayu Ceylon (semacam pasukan khusus bentukan Belanda) yang kemudian dilikuidasi oleh Inggris tahun 1796 hingga berubah nama menjadi The Ceylon Rifle Regiment.

Membelot

Saat VOC melakukan agresi besar-besaran di wilayah Kandy, Ceylon pada 1761, Karaeng Sangunglo memilih membelot karena jiwanya memberontak terhadap perlakuan keji Belanda kepada pribumi dan bergabung dengan pasukan Kandy.


Saat itu, Raja Kandy Nayakkar Kirthi Rajasinha (1747-1782) menganugerahkan posisi dan gelar muhandiram (semacam komandan pasukan pengawal kerajaan ).


Dalam catatan seorang anggota tentara Inggris yang melakukan agresi tahun 1803, keberanian sosok Karaeng Sangunglo digambarkan sebagai fat and tall Malay prince (tentara Melayu yang bertubuh besar dan tegap) di medan perang.


Dalam the first Anglo-Kandyan war, Karaeng Sangunglo menderita kekalahan. Jenazahnya dikebumikan dengan upacara yang khidmat oleh otoritas kerajaan Kandy dan masyarakat Kandyan Malays.


Ironis

Kisah heroisme Karaeng Sangunglo dirangkai dari serpihan data sejarah yang terserak dalam laporan orang Eropa, surat kabar, majalah, dan buku-buku tua, serta naskah bertulisan Jawi.


Riwayat “pahlawan” seberang lautan tersebut menurut Suryadi masih perlu mendapat penelitian ilmiah lebih lanjut.


Meski demikian, hal tersebut menurutnya sangat ironis. Jika di Srilanka nama mereka harum sebagai seorang pahlawan karena keberanian dan keteguhan perasaannya, maka di bumi Nusantara, tanah tumpah darah mereka tidak memperoleh tempat yang layak.


“Jangankan diakui sebagai pahlawan, tidak ada sebuah gang-pun di negeri ini yang mengabadikan namanya,”kata Suryadi.


Membelot karena Jiwanya Memberontak

Meski kebesaran kisah heroik Sultan Fakhruddin dan Karaeng Sangunglo tidak terlacak dalam rekaman pribumi, bahkan mungkin namanya tak tercatat dalam silsilah kerajaan Gowa saat ini, namun ada pelajaran besar yang terselip dan coba diajarkan olehnya.


Saat Sultan Fakhruddin mengajarkan kepada kita arti sebuah ketenangan jiwa, saat jiwa dan hatinya gundah akibat maraknya intrik yang dilakukan oleh keluarga dan tekanan kolonial Belanda.


Watak dan kebesaran hati Sultan Fakhruddin menjadi bahan perbincangan dalam diskusi Rumah Nusantara di Tribun, Senin (12/7), yang menghadirkan menghadirkan sejumlah akademisi seperti antroplog Dr Halilintar Latief MPd, Ishak Ngeljaratan, KH Dahlan Yusuf, dan dosen/peneliti dari Leiden Institute for Area Studies/ School of Asian Studies,Suryadi.


Sultan Fakhruddin memilih meninggalkan segala kebesaran dan kekuasaan yang dimilikinya dan memilih untuk tinggal di tanah seberang tempat kelahiran ibunda tercintaya, Bima. Apa yang dilakukannya mengajarkan kita bahwa ketenangan jiwa lebih berharga ketimbang harta bendanya.


Ayah Sultan Fakhruddin adalah Sultan Abdul Quddus (Sultan Gowa ke-25; 1742 - 1753) dan ibunya adalah Karaeng Ballasari, putri pasangan Sultan Bima, Alauddin Riayat Syah (1731 - 1748) dan Karaeng Tanasangka, putri Sultan Gowa ke-21, Sirajuddin Tumenanga ri Pasi alias I Mappaurrangi (1711 - 1713).


Pada suatu hari, di tahun 1767, Sultan Fakhruddin dan ibunya tiba-tiba ditangkap atas perintah Jacob Bikkes Bakker, Residen Belanda di Bima. Ia segera dibawa ke Batavia.


Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra memberi perintah: Sultan harus dibuang ke Ceylon. Pada tahun itu juga (1767) Sultan Fakhruddin sampai di tanah pembuangan yang jauh itu.

Di Ceylon, Saat VOC melakukan agresi besar-besaran di wilayah Kandy, Ceylon pada 1761, Putra sultan Fakhruddin, Karaeng Sangunglo memilih membelot karena jiwanya memberontak terhadap perlakuan keji Belanda kepada pribumi dan bergabung dengan pasukan Kandy.


Sekalipun harus meninggalkan jabatan dalam militer Belanda saat itu, Karaeng Sangunglo telah mengajarkan bahwa jabatan bukan satu-satunya jaminan untuk membuat manusia dikenang oleh generasi berikutnya.


Pembelotan yang dilakukan oleh Karaeng Sangunlo bukan berarti tidak patuh kepada `tuannya’, tapi karena hatinya tidak tega menyaksikan kesema-menaan yang dilakukan oleh Belanda terhadap bangsa pribumi Srilanka.


Istri kedua Sultan Fakhruddin, Sitti Hapipah, Ibu tiri Karaeng Sangunglo jelas sekali menggambarkan sosok perempuan cerdas nan terpelajar, mengetahui baca tulis, penanggalan, bahkan dengan struktur kalimat Arab Melayu.


Surat Cod.Or.2241-I 25 [Klt 21/no.526] yang kini tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden (Universiteitsbibliotheek Leiden), Belanda. Menurut Edwin Wieringa (1998 : 391) Cod.Or.2241-I 25 [Klt 21/no.526] adalah letter from Sitti Hapipa at Ceylon, widow of the exiled Sultan Fakhruddin of Go[w]a, to the Governor General and the Raad van Indië, dated Kolombo, 3 Januari 1807; received at Batavia 29 May 1807.” (syekhuddin/ adin)


Sumber: tribun timur

Categories:

jejak bugis di tanah AFRIKA

Posted by An Nafri Saiful On 05.37 0 komentar


Makam Syekh Yusuf di Kampung Macassar, Cape Town, Afrika Selatan


Afrika Selatan Susuri Garis Keturunan Orang Bugis


DARI manakah sebenarnya asal usul orang Bugis yang kini bermukim di Afrika Selatan? Dari Malaysia atau dari Makassar? Pertanyaan itulah yang dibawa Duta Besar Afrika Selatan untuk Indonesia Graffits Memela ketika bertemu Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungannya ke Sulsel, Senin (12/5) malam.

Sebab, menurut Graffits, selama ini ada anggapan bahwa orang Bugis di negaranya berasal dari Male (Malaysia). Sementara itu, pemerintah Sulsel menyatakan orang Bugis di Afrika itu berasal dari Sulsel. “Mana yang benar?” Begitu kira-kira pertanyaan yang dilontarkan Graffits kepada Syahrul Limpo dalam pertemuan silaturahmi kedua pejabat di rumah jabatan Gubernur Syahrul.

Menjawab keraguan Graffits itu, Syahrul yang baru sebulan dilantik sebagai Gubernur Sulsel periode 2008-2013 menegaskan bahwa orang Bugis Makassar di Afrika adalah keturunan Syeh Yusuf, ulama dan pejuang yang berasal dari Sulawesi Selatan yang dibuang pemerintah Belanda ke negara itu pada abad ke-16. “Syekh Yusuf adalah keturunan Raja Gowa (Sulsel) yang diasingkan pemerintah Belanda ke Afrika yang kemudian mengajarkan agama Islam sekaligus berjuang membela Afrika dari penindasan penjajah di negara tersebut,” katanya. Lalu, dari hasil perkawinan pengikut Syekh Yusuf inilah berkembang keturunan orang Bugis Makassar hingga saat ini di Afrika.

Bahkan, tambah Syahrul, kuburan ulama kharismatik dan pejuang dari Gowa itu ada di Afrika dan di kabupaten Gowa, Sulsel. Ini membuktikan bahwa hubungan darah antara rakyat Afrika dan Indonesia khususnya Gowa sudah menyatu sehingga perlu dijalin kerjasama budaya dan pendidikan di negara itu. Kerja sama pembangunan Pertemuan Syahrul-Graffis itu sendiri dilakukan dalam kaitan rencana pembangunan arsitektur rumah adat Balla Lompoa di Cape Town oleh Pemprov Sulsel pada tahun 2009 nanti.

Graffits sendiri berharap agar pembangunan miniatur balla lompoa di negaranya termasuk bangunan perpustakaan serta duplikat benda-benda bersejarah dan budaya orang Bugis-Makassar itu segera direalisasikan. Dalam pembicaraan singkat sebelum dijamu makan malam bersama isteri dan sejumlah rombongan yang menyertainya, Dubes Arfika Graffits menambahkan bahwa negaranya juga akan membangun pendidikan di Afrika Selatan supaya masyarakat bisa berbahasa Indonesia dan mengenal lebih dekat budaya Indonesia khususnya budaya Sulawesi Selatan.

“Pemerintah Afrika dan Indonesia sudah menandatangani kerja sama (MoU) bidang pendidikan dan kebudayaan saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Afrika tahun lalu,” ungkapnya. Syahrul didampingi Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo menambahkan bahwa rencana pembangunan Balla Lompoa dan perpustakaan di Cape Town akan direalisasikan tahun 2009 sebagai perwujudan sejarah antara pemerintah Indonesia (Sulsel) dan pemerintah Afrika. “Bahan bangunan arsitek miniatur Balla Lompoa akan diangkut kapal laut yang dimasukkan dalam kontainer ke negara tersebut,” ungkapnya.

Categories:



Anda mengetahui rambutnya, rasa humornya yang konyol. Anda tahu hubungan antara energi, massa, dan cahaya. Dan Anda setidaknya mengetahui soal relativitas benar-benar berarti. Tapi, ada individu yang sangat kompleks di balik kumis lebat itu.
Albert Einstein lahir di Ulm, Jerman, pada 14 Maret 1879. Ayahnya adalah seorang insinyur listrik dan pendiri Elektrotechnische Fabrik J. Einstein & Cie. Arah hidup Einstein telah berubah sejak awal ketika ayahnya menunjukkan kompas, membawanya ke jalan penemuan yang pada akhirnya akan membentuk kembali dunia ilmiah.
Einstein putus sekolah, mendaftar di Zurich Polytechnic, mengajar di beberapa Universitas di Eropa, dan akhirnya melarikan diri ke Amerika Serikat dari Jerman setelah pengangkatan Adolf Hitler sebagai kanselir. Pada tahun 1939, Einstein menulis surat kepada Franklin D. Roosevelt, memperingatkan presiden bahwa mungkin Nazi mengembangkan bom nuklir dan menyarankan AS mencoba untuk mengalahkan mereka.
Pada tahun 1955, Einstein meninggal di negara angkatnya setelah dirawat di rumah sakit karena penyakit aneurisma aorta perut.

Tapi bagaimana dengan kehidupan cinta Einstein, aspirasi politiknya, dan pemikirannya tentang ulang tahun? Dan apa sebenarnya yang terjadi dengan otaknya setelah dia meninggal? Berikut jawabannya.

1. Lahir dengan Kepala Besar

Einstein lahir dengan kepala besar yang umumnya cacat. Bahkan, begitu besarnya sehingga dokter khawatir dia mungkin menghadapi masalah mental. Kekhawatiran ini hadir di sebagian besar masa kecilnya, sehingga dia berbicara perlahan-lahan sampai sekitar usia sembilan (ada desas-desus bahwa Einstein tidak berbicara sama sekali sampai usia empat).

2. Diminta untuk Menjadi Presiden Kedua Israel

Ketika presiden pertama Israel, Chaim Weizmann, meninggal pada tahun 1952, perdana menteri negara itu menawarkan pekerjaan itu pada Einstein. Dia akhirnya menolak posisi itu dengan menyatakan menyesal atas “kurangnya bakat alami dan pengalaman untuk menangani orang dengan baik dan untuk menjalankan fungsi resmi.”

3. Otak Diawetkan dan Menjalani Petualangan  Lucu

Einstein meninggal pada tahun 1955, pada usia 76. Ia menolak operasi, dengan mengatakan pada dokter, “Saya ingin pergi saat saya inginkan. Adalah hambar untuk memperpanjang hidup secara artifisial. Saya telah melakukan tugas saya, sekarang saatnya untuk pergi, saya akan melakukannya dengan elegan..” Tujuh jam setelah kematiannya, otak ilmuwan itu dipindahkan untuk pengawetan selama otopsi, oleh pemeriksa Thomas Harvery, tanpa persetujuan dari keluarganya.
Harvey, yang melarikan diri dengan otak Einstein, kehilangan pekerjaannya. Ia mengambil otak itu dan membawanya saat pindah ke Wichita, Kansas, di mana ia berteman dengan William Burroughs. Lalu ia membawanya lagi saat perjalanan kembali ke Princeton, New Jersey. Pada tahun 1997, Harvey dan otak itu melakukan perjalanan kembali ke California untuk menyerahkannya ke cucu Einstein. Namun, cucu Einstein menolaknya, dan Harvey sengaja meninggalkannya di rumah itu.
Pada akhirnya, otak itu menemukan rumah baru di laboratorium Princeton di mana ia pertama kali dikeluarkan dari tengkorak ilmuwan besar itu.

4. Putri Haram

Mungkin karena aksen atau rambut dan rasa humornya, Einstein cukup digilai cewek pada zamannya. Pada tahun 1896, ia berteman dengan Mileva Mari, salah satu wanita pertama yang mempelajari fisika di Eropa. Hubungan itu segera berkembang menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda, dan pada 1901, Mari mengandung anak Einstein. Putrinya, Lieserl, lahir tahun 1902, setahun sebelum keduanya menikah. Tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi pada putrinya. Dia mungkin telah diserahkan untuk diadopsi atau meninggal pada tahun 1903.

5. Kata Terakhir Misterius

Sebelum Einstein meninggal dalam tidurnya, Einstein mengucapkan kata-kata terakhirnya pada perawat Jerman. Sayangnya, perawat itu tidak mengerti bahasanya, sehingga kata-kata itu hilang selamanya. Pada saat kematiannya, fisikawan itu sedang menulis sepotong kalimat, yang berakhir tiba-tiba, “Nafsu politik, sekali mereka telah menyebar ke dalam api, meminta korban mereka …”

6. Perempuan dan Perang


Pemikiran Einstein tentang perempuan di militer? Sederhana. Mengirimnya ke garis depan - itu akan membingungkan lawan. Dari esainya tahun 1931, The World As I See It, “Menurut pendapat saya, wanita patriotik harus dikirim ke depan dalam perang berikutnya, bukan laki-laki. Itu setidaknya akan menjadi hal baru di dalam kondisi kebingungan tak terbatas ini, dan selain itu - mengapa tidak seharusnya perasaan heroik itu menemukan yang lebih indah daripada menyerang terhadap warga sipil tak berdaya?”

7. Tidak Bisa Mengingat Ulang Tahun 

Orang terpandai di dunia itu tidak bisa diganggu dengan hal-hal sepele seperti membawa payung atau mengubah pakaiannya. Einstein terkenal memiliki ingatan yang mengerikan jika menyangkut hal-hal yang dianggapnya tidak penting, segala hal hingga soal ulang tahun. Suatu saat ia pernah menulis surat kepada istrinya Mari, “ucapan selamat yang terlambat atas ulang tahun Anda kemarin, yang saya lupa sekali lagi.”

di kutip dari si tukang ngegame

Categories:

33 kata mutiara dari Albert Einstent

Posted by An Nafri Saiful On 07.09 0 komentar




Einsten itu ternyata ngk cuma sebagai ilmuwan hebat, tapi juga terkenal bijak lewat beberapa kata-katanya. Tapi tetep aja, ucapan dia banyak mengundang kontoversi dari berbagai golongan.

1.Agama tanpa ilmu adalah buta. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh.
Religion without science is blind. Science without religion is paralyzed.

2.Nasionalisme adalah penyakit yang kekanak-kanakan. Itu adalah penyakit campak dari ras manusia.
Nationalism is an infantile sickness. It is the measles of the human race.

3.Di tengah kesulitan terdapat kesempatan.
In the middle of difficulty lies opportunity.

4.Terpuruk dalam masalah merupakan peluang hebat untuk kita.

5.Tugas sains antara lain adalah untuk menemukan keindahan alam

6.Hal terindah yang dapat kita alami adalah misteri. Misteri adalah sumber semua seni sejati dan semua ilmu pengetahuan.

7.Ada dua cara untuk memahami kehidupan. Cara pertama dengan menyadari bahwa tidak ada hal yang mukjizat. Yang kedua menyadari bahwa semua hal adalah mukjizat.
There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle.

8.Cobalah tidak untuk menjadi seseorang yang sukses, tetapi menjadi seseorang yang bernilai.
Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.

9.Tragedi kehidupan adalah sesuatu yang mati di dalam diri seseorang pada saat dia hidup.

10.Hanya ada dua hal yang tidak terbatas, alam semesta dan kebodohan. Dan saya tidak yakin tentang alam semesta.
There are only two truly infinite things, the universe and stupidity. And I am unsure about the universe.

11.Banyak orang mengatakan kepintaran yang menjadikan seseorang Ilmuwan besar. Mereka keliru.. itu adalah karakter.
Many people say that the intelligence that make the great scientists. They are mistaken .. it is the characters
.
12.Saya tidak memiliki bakat tertentu. Saya hanya ingin tahu.
I have no particular talent. I am merely inquisitive.

13.Sesuatu yang paling sulit dimengerti di dunia ini adalah pajak penghasilan.

14.Jika teori relativitas terbukti sukses, Jerman akan mengklaim saya sebagai orang Jerman dan Perancis menyatakan bahwa saya seorang penduduk dunia. Seharusnya teori saya terbukti tidak benar, Perancis akan mengatakan saya orang Jerman dan Jerman akan mengatakan saya orang Yahudi.
If my theory of relativity is proven successful, Germany will claim me as a German and France will declare that I am a citizen of the world. Should my theory prove untrue, France will say that I am a German and Germany will declare that I am a Jew.

15.Telegraph tanpa kabel tidak sulit untuk dimengerti. Telegraph biasa seperti kucing yang sangat panjang. Anda tarik ekornya di New York, dan mengeong di Los Angeles. Yang tanpa kabel sama saja, hanya tanpa kucingnya.
The wireless telegraph is not difficult to understand. The ordinary telegraph is like a very long cat. You pull the tail in New York, and it meows in Los Angeles. The wireless is the same, only without the cat.

16.Ketika ditanya dengan apa perang dunia III akan dilakukan, Einstein menjawab bahwa ia tidak tahu. Tapi dia mengetahui dengan apa perang dunia IV akan dilakukan: Dengan pentungan dan batu!
When asked how World War III would be fought, Einstein replied that he didn’t know. But he knew how World War IV would be fought: With sticks and stones!

17.Membaca, setelah beberapa waktu, menggelapkan pikiran terlalu jauh dari pencarian kreatif nya. Seseorang yang membaca terlalu banyak dan menggunakan otaknya terlalu sedikit akan menjadi kebiasaan malas untuk berpikir.
Reading, after a certain age, diverts the mind too much from its creative pursuits. Any man who reads too much and uses his own brain too little falls into lazy habits of thinking.

18.Kaum intelektual memecahkan masalah, para jenius mencegah mereka.
Intellectuals solve problems; genuises prevent them.

19.Ketika anda berpacaran dengan cewek yang manis, satu jam seperti sedetik. Ketika anda duduk di atas tungku panas, sedetik serasa satu jam. Itulah relativitas.
When you are courting a nice girl an hour seems like a second. When you sit on a red-hot cinder a second seems like an hour. That’s relativity.


20.Semakin hukum matematika menunjukkan realitas, menjadi semakin tidak pasti; semakin pasti, semakin tidak menunjukkan realitas.
As far as the laws of mathematics refer to reality, they are not certain; and as far as they are certain, they do not refer to reality.

21.Adalah mungkin untuk menjelaskan segala sesuatu secara ilmiah, tetapi itu membuatnya tanpa rasa; itu membuatnya tanpa arti, seperti jika anda menjelaskan Simfony Beethoven sebagai variasi dari tekanan udara.
It would be possible to describe everything scientifically, but it would make no sense; it would be without meaning, as if you described a Beethoven symphony as a variation of wave pressure.

22.Itu tidak berarti saya cerdas, Itu hanya karena saya tetap dengan masalah tersebut lebih lama.
It’s not that I’m so smart , it’s just that I stay with problems longer.

23.Seseorang memulai untuk hidup ketika ia dapat hidup diluar dirinya.
A person starts to live when he can live outside himself.

24.Kelemahan dalam tingkah laku menjadi kelemahan karakter.
Weakness of attitude becomes weakness of character.

25.Jika A adalah ’sukses’, maka rumusnya adalah ‘A=X+Y+Z’, dimana X adalah ‘kerja’, Y adalah ‘bermain’, dan Z adalah jaga mulut anda agar tetap tertutup.
If A equals success, then the formula is: A=X+Y+Z. X is work. Y is play. Z is keep your mouth shut.

26.Kerja keras bukan untuk sukses tetapi untuk sebuah nilai.
Strive not to be a success, but rather to be of value.

27.Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman.
The only source of knowledge is experience.

28.Kenyataan hanyalah sebuah ilusi, walaupun terjadi terus menerus.
Reality is merely an illusion, albeit a very persistent one.

29.Aku meyakini bahwa Dia (Tuhan) tidak bermain dadu.
I am convinced that he (God) does not play dice.

30.Jika fakta tidak sesuai dengan teori, rubahlah faktanya.
If the facts don’t fit the theory, change the facts

31.Satu - satunya hal yang bertentangan dengan ilmu pengetahuanku adalah pendidikanku.
The only thing that interferes with my learning is my education.

32. Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang luar biasa seandainya seseorang tidak harus menghabiskan hidupnya terhadap hal tersebut.
Knowledge is something extraordinary in case someone does not have to spend his life on it.

33.Pelepasan tenaga atom telah merubah segalanya kecuali cara kita berpikir… pemecahan untuk masalah ini tergantung kepada hati nurani umat manusia. Jika saya mengetahuinya, lebih baik saya menjadi pembuat jam tangan.
The release of atom power has changed everything except our way of thinking… the solution to this problem lies in the heart of mankind. If only I had known, I should have become a watchmaker.

Einstent benar - benar orang yang paling berpengaruh di abad ini bagiku Einstent Inspirasiku !!!
Thank's  Einstent

Categories:

Jakarta, Memiliki rata-rata ukuran penis terpanjang memang bukan prestasi yang terlalu membangggakan bagi sebuah negara. Tapi sekedar untuk diketahui, Indonesia termasuk salah satu negara dengan penis 'terpanjang' di wilayah Asia Tenggara.

Sebuah peta interaktif yang beredar di internet baru-baru ini menggambarkan peringkat negara-negara di seluruh dunia berdasarkan ukuran penisnya. Seluruh data dihimpun dari berbagai laporan ilmiah di masing-masing negara, yang dikirim melalui aplikasi NewsFeed.

Dari sekian banyak negara dalam daftar yang melampiri peta interaktif tersebut, Kongo menempati peringkat teratas dengan ukuran penis rata-rata 17,93 cm. Peringkat terendah ditempati negeri ginseng Korea Selatan, dengan ukuran rata-rata hanya 9,66 cm.

Lima negara dinobatkan sebagai negara yang beruntung karena punya ukuran rata-rata penis terpanjang di dunia. Kelima negara dengan rata-rata ukuran penis paling panjang


1. Kongo (17,93 cm)
2. Ekuador (17,77 cm)
3. Ghana (17,31 cm)
4. Venezuela (17,03 cm)
5. Kolombia (17,03 cm)


Negara-negara di wilayah Timur Tengah yang umumnya memiliki postur badan cukup besar justru tidak satupun masuk dalam daftar 5 besar. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.


1. Libia (13,74 cm)
2. Afghanistan (13,69 cm)
3. Turki (14,11 cm)
4. Irak (14,5 cm)
5. Iran (14,55 cm)
6. Mesir (15,69 cm)


Rata-rata ukuran penis di negara-negara maju seperti Inggris dan Jepang juga tidak terlalu panjang. Berikut ini rata-rata ukuran penis di beberapa negara maju maupun negara berkembang yang cukup dikenal.


1. China (10,89 cm)
2. Jepang (10,92 cm)
3. Australia (13,31 cm)
4. Spanyol (13,85 cm)
5. Inggris (13,97 cm)
6. Jerman (14,48 cm)
7. Amerika (12,9 cm)
8. Italia (15,74 cm)
9. Belanda (15,87 cm)
10. Brazil (16,1 cm)
11. Prancis (16,01 cm)


Sementara 5 negara dengan rata-rata ukuran penis terpendek hampir semuanya berasal dari Asia Tenggara, kecuali India yang terletak di Asia Selatan. Indonesia boleh bangga, karena dibanding negara-negara di Asia Tenggara yang lain ukuran penisnya rata-rata paling panjang yakni 11,67 cm.

Daftar 5 negara dengan rata-rata ukuran penis paling pendek adalah sebagai berikut.


1. Korea Selatan (9,66 cm)
2. Kamboja (10,04 cm)
3. Thailand (10,16 cm)
4. India (10,24 cm)
5. Myanmar (10,7 cm).


Rata-rata ukuran penis untuk beberapa negara Asia Tenggara yang tidak masuk peringkat 5 dari bawah antara lain sebagai berikut.


1. Filipina (10,85 cm)
2. Vietnam (11,47 cm)
3. Malaysia (11,49 cm)
4. Singapura (11,53 cm)
5. Indonesia (11,67 cm) Aya aya wae... ukuran penis lah dijadiiin peringkat. Ukuran tak menjamin kepuasan.

ha..hahaha..ha patut di bangain juga di asia tenggara ni makasih buat om


Categories:

Anging Mamiri

Posted by An Nafri Saiful On 06.15 0 komentar

Lirik Lagu Makassar, Anging Mammiri

Anging mammiri' kupasang
pitujui tontonganna
tusarroa takkaluppa

e aule namangu'rangi
tutenaya
tutenaya
pa'risi'na

e aule namangu'rangi
tutenaya
tutenaya
pa'risi'na

battumi anging mammiri'
anging ngerang dinging-dinging
namalantasa' ribuku

e aule mangerang nakku'
malo'lorang
malo'lorang
je'ne' mata

e aule mangerang nakku'
malo'lorang
malo'lorang
je'ne' mata

Categories:

12 ciri orang yang baik dijadikan sahabat

Posted by An Nafri Saiful On 05.32 0 komentar

Rasulullah saw pernah berpesan: "Agama seseorang itu terletak di atas agama atau jalan yang dipilih oleh rakannya". Oleh itu kita hendaklah berhati-hati dalam memilih siapa yang harus dijadikan sahabat.

Apakah ciri-ciri seorang sahabat yang baik? Seorang bijak pandai berpesan kepada anak lelakinya: "Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut:

# Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu;
# Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu;
# Jika engkau memerlukan pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu;
# Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik;
# Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu;
# Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya;
# Jka engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya;
# Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menanyakan kesusahan kamu;
# Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu;
# Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu;
# Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu; dan
# Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan.

Sahabat Rasulullah, Saidina Ali ada berkata: "Saudaramu yang sebenar ialah orang yang sentiasa berada di samping kamu. Dia sanggup membahayakan dirinya demi kemaslahatan kamu. Orang yang setiap masa bekerja untuk keperluan kamu. Sanggup mengorbankan segala-galanya untuk kepentingan kamu."

Ada juga yang berpesan: "Sesiapa yang suka berkawan, tetapi tidak suka melebihkan kawan daripada diri sendiri, maka lebih baik dia berkawan dengan ahli kubur!".

Begitu sekali pesanan dalam memilih kawan. Marilah bersama-sama kita periksa diri masing-masing sama ada layak menjadi sahabat sejati atau hanya layak menjadi kawan kepada ahli kubur.


Siapakah sahabat paling rapat yang pernah kita miliki?

Bagi seorang anak, sahabat yang paling rapat ialah ibu dan bapanya, manakala bagi ibu atau bapa, anak adalah sahabat yang paling akrab dengan mereka.
Bagi seorang isteri, suami adalah sahabatnya dan begitu juga bagi suami, isteri adalah yang sepatutnya menjadi sahabat karib mereka.

Cuma persoalannya di sini, selepas kita mengetahui akan ciri-ciri seorang sahabat dan siapakah sahabat akrab yang kita ada, apakah sudah terlaksana persahabatan itu?

Sudahkah kita menjadi sahabat kepada anak dan kedua ibu bapa kita atau kepada pasangan kita?

Seorang remaja memilih remaja lain sebagai sahabatnya dan seorang bapa pula memilih bapa lain sebagai sahabatnya.
Sebenarnya, bukan kita tidak boleh memilih orang lain untuk menjadi sahabat, tetapi perlulah bijak memilihnya. Jangan tersalah pilih, nanti seperti Tarzan jadinya!

Jika kita adalah remaja, lihatlah dulu dengan siapa kita bersahabat. Sahabat yang baik umpama penjual kasturi yang mana wanginya akan tetap terpercik kepada kita, namun sahabat yang jahat akan memalit kejahatan itu kepada kita. Jadilah insan yang bijak dalam memilih orang yang boleh dijadikan sahabat.

Categories:

Naingkana kacci Balloka....?!!!

Posted by An Nafri Saiful On 03.07 0 komentar

BALLO'...ALKOHOL CITA RASA MAKASSAR 
Apapun alasannya, keberadaan minuman beralkohol tidak lepas dari konteks budaya suatu masyarakat. Hampir bisa dipastikan setiap komunitas budaya tertentu memiliki tradisi membuat atau mengkonsumsi minuman keras. Semisal, masyarakat Perancis yang begitu kental dengan tradisi pembuat anggur terkenal, atau tuak, jenis minuman beralkohol yang ditemukan di berbagai daerah dengan nama berbeda. Sopii untuk masyarakat Maluku, ballo', yang akrab di Sulawesi Selatan, atau ciu, yang dikenal di sekitar Jawa Tengah.

Minuman keras tradisional Bugis Makassar sejenis Tuak yang dikenal dengan nama BALLO terdiri dari beberapa macam sesuai jenis pohonnya yaitu Enau, Nipa dan Tala/Lontara. Jenis pohonnya tumbuh sesuai dengan kondisi daerahnya. Pohon Enau banyak tumbuh diwilayah yang dekat dengan perairan sungai dan pegunungan. Pohon Nipa banyak ditemui diwilayah pesisir Pantai sedangkan Pohon Tala atau Lontara banyak ditemui didaerah pedataran dengan jenis tanah kering bebatuan.

Produksi Tuak atau Ballo yang paling populer yaitu antara lain Inru dari pohon enau dimana hasil sadapan dari pohon enau ini dibuat produksi untuk Gula Merah. Jenis pohonnya banyak ditemui hampir disetiap daerah wilayah utara sampai ke Toraja. Sedangkan Pohon Tala atau yang dikenal dengan pohon Lontara. Jenis pohonnya lebih banyak ditemui diwilayah Gowa dan sepanjang wilayah daerah bagian selatan.

Di Tana Toraja, minuman tradisional tuak ini sudah menjadi jamuan standar terutama ditengah perhelatan besar. Ballo'menjadi salah satu sesajian yang harus ada dalam ritual adat Toraja. Iapun menjadi sarana pergaulan. Ballo', merupakan minuman hasil sadapan pohon enau, atau dalam bahasa Toraja disebut 'induk'. Dalam setiap pelaksanaan ritual adat atau pesta adat Toraja, ballo' selalu ada, baik sebagai kelengkapan upacara, maupun sebagai minuman buat para tamu. Masyarakat yang tinggal di pegunungan ini memiliki sudut pandang lain soal ballo'. Minum ballo', hanyalah untuk penghangat tubuh di saat hawa dingin menyerang. Ballo'-pun diyakini mampu menambah tenaga.

Ketika dimasa Kerajaan Gowa mengenal aksara, pada saat itu belum ditemukan media yang tepat untuk dijadikan tempat menorehkan aksara. Barulah terpikirkan memanfaatkan pelepah daun lontar untuk menulis fatwa-fatwa kerajaan. Dipilihnya daun lontar ketika itu (abad 14) karena kertas belum dikenal, sementara Pohon Lontar memang banyak tumbuh dikawasan wilayah Gowa. Aksara tersebut mulanya ditulis pada batang Pohon Katangka, batu dan kulit hewan, hanya saja kualitas tulisan tersebut tidak awet.

Barulah daun lontar dianggap efektif dan cocok untuk menuliskan aksara ini. Selain sebagai tumbuhan khas Gowa, Pohon Lontar juga dijadikan lambang kejantanan bagi kaum laki-laki. Pohon Lontar atau Talak termasuk tanaman multi guna. Hampir semua bagian pohonnya bermanfaar bagi kehidupan manusia. Misalnya batang, bisa dijadikan tiang rumah atau alat bajak sawah. Sementara seratnya dibuat topi atau anyaman lainnya. Buahnya bisa dimakan langsung dan buah yang sudah matang bisa dijadikan penganan. Selain itu buahnya pun bisa dijadikan gula, dan dari permentasi buah Tala inilah kemudian muncul minuman tuak tradisional khas Makassar yang juga disebut “ballo”. Ballo ini dijadikan sebagai minuman yang bisa memaksimalkan tenaga untuk bekerja dan beraktifitas.

Minuman Tuak atau Ballo ini telah menjadi semacam jamuan pelengkap pada kondisi tertentu dalam pola budaya masyarakat. disamping memang pohonnya banyak tumbuh disepanjang jazirah wilayah kekuasaan kerajaan Gowa, sudah tentu pemanfaatan bagian-bagian pohon Lontara yang berguna dijadikan mata pencaharian masyarakat, buah Tala pun diproduksi khusus untuk dijadikan Ballo. Konon pada zaman dahulu kala, minuman tradisional ini dijadikan sebagai simbol kejantanan bagi para pejuang. Menurut pengakuan para pejuang, setelah minum ballo, akan timbul keberanian dalam dirinya dan siap menghadapi lawan tanpa memikirkan risikonya
jadi yang berpendapat BALLO' asam salah karena ballo bahan dasar pembuatan gula merah atau gula jawa
di kutip dari om ijal
 

Categories: